www.hukumnasional.com.ǁJakarta,30 September 2025-Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyebut, mayoritas warga penyintas kebakaran di Gang Langgar, Tangki, Tamansari, Jakarta Barat enggan direlokasi ke tempat lain.
Pasalnya, sebagian besar memiliki dokumen resmi kepemilikan tanah, baik itu Hak Guna Bangunan (HGB) maupun Sertifikat Hak Milik (SHM) yang diterbitkan melalui program Prona pada 2018.
“Daerah ini berbeda dengan daerah lain. Yang kebakaran selama ini tidak ada surat-suratnya. Kalau di sini hampir sebagian besar punya surat-surat, sehingga pasti mereka akan minta untuk bertahan di sini,” ucapnya, Selasa (30/9/2025).
Untuk itu, saat ini Pemprov DKI Jakarta bakal fokus pada pemulihan rumah warga yang ludes dilalap si jago merah pada Minggu (28/9/2025) kemarin itu.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk kehadiran Pemprov DKI Jakarta dalam membantu warga penyintas kebakaran.
“Sekarang yang harus ditangani adalah rumah-rumah yang terdampak. Rumah di sini sebagian adalah HGB dan SHM yang dulu mereka ikut program Prona pada 2018. Saya akan mendalami ini,” ujarnya.
Meski demikian, Pemerintah Jakarta disebut Pramono tetap terbuka bagi warga penyintas kebakaran yang ingin direlokasi ke rumah susun (rusun) terdekat.
“Ya kalau minta rusun, tentu sebenarnya itu lebih baik ya,” kata Pramono.
Orang nomor satu di Jakarta ini juga sudah meminta dinas terkait untuk melakukan pendataan dan pendampingan terhadap warga, khususnya bagi mereka yang kehilangan dokumen-dokumen penting, seperti surat tanah.
“Jadi, karena semua surat ini kan Pemerintah Jakarta pasti punya filenya, karena ini program Prona dulu,baik itu HGB maupun SHM,” tuturnya.
“Pasti nanti saya minta untuk mereka didampingi untuk surat menyuratnya. Ada semua pasti,” tanbahnya menjelaskan.
Usulan Rumah Vertikal
Sementara itu, Lurah Tangki, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat, Iqbal Rahmat Thahir mengajukan pembangunan hunian vertikal sebagai solusi bagi warga yang kehilangan tempat tinggal akibat kebakaran hebat di Gang Langgar.
Iqbal mengatakan, sedikitnya ada 1.256 jiwa dari 317 kepala keluarga (KK) yang kini harus mengungsi setelah rumah mereka hangus terbakar.
“Kalau dari saya sih, semoga rumah vertikal bisa menjadi alternatif ya untuk 1.000 lebih warga itu,” ujar Iqbal kepada wartawan, Senin (29/9/2025).
Menurutnya, hunian vertikal dinilai bisa menjadi jawaban dari persoalan kepadatan permukiman yang selama ini menjadi kerentanan di wilayah Gang Langgar.
“Ya kalau nanti memang warga meminta untuk masalah hunian, kita coba ajukan lagi itu. Mudah-mudahan dari dewan bisa menyetujui anggarannya gitu,” ungkapnya.
Meski demikian, Iqbal menegaskan pembangunan hunian vertikal tetap harus mempertimbangkan izin dan persetujuan warga.
Pasalnya, lahan seluas lebih dari 1 hektar yang terbakar merupakan milik warga.
“Ini lahan yang terbakar kan 1 hektar lebih. Kita belum bisa pastikan bahwa ini (hunian vertikal) akan ada, tetapi kita usahakan. Karena kan pakai lahan warga, harus atas izin dan persetujuan warga juga,” jelasnya.
Adapun pasca kebakaran, sebanyak 175 warga kini mengungsi di Kantor Kelurahan Tangki, sementara 50 lainnya menempati Masjid Al-Muhajirin.
Sebagian besar korban memilih tinggal sementara di rumah kerabat dan keluarga.