www.hukumnasional.com.ǁJakarta,30 Agustus 2025- Zulkifli, ayah Affan Kurniawan (21), pengemudi ojek online yang tewas dilindas mobil taktis Brimob kemarin minta keadilan.
Ia mendesak oknum polisi yang menyebabkan putra keduanya itu tewas dihukum berat.
“Aparat yang berbuat anarkis harus dihukum sama dengan anak saya yang telah meninggal dunia,” ucapnya saat ditemui di Balai Warga Jalan Lasem, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (29/8/2025).
Affan yang semasa hidup dikenal pekerja keras dan tulang punggung keluarga meregang nyawa secara tragis saat tengah mengantarkan pesanan makanan pada Kamis (28/8/2025) malam.
Saat itu, ia ditabrak kendaraan taktis Brimob yang melaju kencang di tengah kerumunan massa di kawasan Pejompongan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
“Mohon maaf, anak saya orang yang sangat takut kayak begitu. Anak saya enggak ikut demo, dia cuma menjalankan orderan saja,” ujarnya.
Meski duka mendalam menyelimuti keluarga Affan, Zulkifli mengaku tetap menyerahkan sepenuhnya proses hukum yang tengah berjalan.
Ia pun berharap, peristiwa tragis yang menimpa anaknya itu jadi yang terakhir.
“Saya minta kepada mitra-mitra online, cukup anak saya yang menjadi korban. Saya sudah serahkan kepada penegak hukum. Saya sudah pasrah masalah kepergian anak saya,” tuturnya.
Dikenal Pekerja Keras dan Tulang Punggu Keluarga
Malam mencekam di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat pada Kamis (28/8/2025) kemarin merenggut nyawa seorang bernama Affan Kurniawan (21).
Pemuda yang kesehariannya berprofesi sebagai pengemudi ojek online itu tewas ditabrak kendaraan taktis Brimob.
Di balik peristiwa tragis itu, tersimpan kisah hidup pemuda yang dikenal sederhana, pendiam, dan tulang punggung bagi keluarga.
Meski bukan anak sulung, Affan dikenal sebagai penopang keluarga. Sejak lulus sekolah, ia memilih untuk bekerja membantu sang ayah menghidupi keluarganya.
Penghasilannya pun tak hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tapi juga untuk membayar kontrakan dan membiayai sekolah yang adik yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Kalau bayar kontrakan, separuh-separuh sama bapaknya. Terus dia juga bayar sekolah adiknya,” ucap Muri (50), tetangga sekaligus pemilik kontrakan tempat Affan dan keluarganya tinggal, Jumat (29/8/2025).
Samasa hidup, Affan juga dikenal sebagai pribadi yang baik dan jauh dari macam-macam.
Hidupnya pun lebih banyak dihabiskan untuk bekerja sebagai ojol atau beristirahat di rumah.
Sesekali, ia keluar rumah sekedar membeli sesuatu di warung yang lokasinya tak jauh kediamannya.
“Terus anaknya juga enggak pernah macam-macam, enggak pernah main apa segala macam. Di rumah, terus ngojek online. Paling keluar ke warung,” ujarnya.
Sebelum menjadi ojol, Affan juga sempat menjadi petugas keamanan atau security lingkungan. Gajinya pun digunakan untuk membayar uang muka motor yang digunakannya narik ojek online.
“Sebelum dia ojol, fia pernah jadi security lingkungan, menjaga lingkungan. Tapi mungkin karena pendapatannya kurang, gaji dari security dibelikan motor, untuk DP motor,” tuturnya.
Sosok pemuda yang menjadi tulang punggung keluarga itu pun kini telah pergi selama-lamanya.
Namun bagi orang-orang yang mengenalnya, jejak perjuangannya sebagai pemuda yang gigih untuk menopang kehidupan keluarganya akan selalu dikenang.
“Dia anak baik, dia enggak pernah neko-neko,” kata Muri mengenang sosok Affan.